Aku, Rabu Abu

Minggu kemarin adalah untaian hari-hari yang istimewa menurutku. Banyak hal yang terjadi dan secara mengejutkan hal tersebut baru pertama kali terjadi dalam hidupku sampai saat ini. Mungkin tidak terlalu istimewa ketika kalian membacanya, tetapi aku selalu yakin kalau setiap hari adalah istimewa jika kita mau merenungkannya. 

Kejadian pertama datang di hari Rabu. Sebelumnya aku sudah merencanakan akan pergi ke gereja bersama teman. Tidak biasanya aku ke gereja selain di hari Minggu, tetapi hari Rabu itu ada sesuatu yang lain. Kebaktian Pertobatan Rabu Abu. Memang minggu itu sudah akan memasuki masa Prapaskah yang ditandai dengan berpuasa selama 40 hari. Tetapi satu hal yang mengganjal pikiranku: belum pernah aku tahu kalau di agama Protestan ikut melakukan ritual Rabu Abu. 

Pengalamanku bersekolah 12 tahun di sekolah dengan pendidikan agama Katolik, memang ada yang namanya Ibadah Rabu Abu menjelang masa Prapaskah. Seorang Pastor yang memimpin misa akan menorehkan abu yang sudah dipadatkan dengan membentuk tanda salib pada dahi setiap jemaat yang hadir sambil berdoa dan memberi 'simbol' berkat (aku katakan simbol karena berkat hanya datang dari Tuhan saja, manusia tidak memiliki kuasa itu sesuci apapun manusia itu). Terkadang aku mengikuti teman-teman Katolik yang maju ke depan untuk menerima torehan abu dari Pastor. Aku merasa senang pada saat itu :) *ga tau kenapa pokoknya seneng aja dapet abu. Beberapa teman mempertanyakan apakah hal itu boleh atau tidak bagi seorang Protestan seperti aku. Lalu aku jawab bahwa apa yang keluar dari manusia lah yang membuat dosa, apa yang masuk tidak dapat membuat seseorang berdosa (seingetku ada ayatnya di alkitab, tapi aku cukup lupa untuk mengingat pastinya).

Balik ke kejadian di hari Rabu minggu kemarin...
Ibadah Rabu Abu itu dimulai pada pukul tujuh malam. Aku ke kost temen sambil numpang makan di tempatnya. Aku berangkat. *loh kok bukannya berdua?* Temanku itu tidak jadi ikut lantaran perutnya sakit. Aku pergi sendiri. Menyusuri jalanan Veteran dan Kintelan dengan angkutan umum, lalu sampai. Prosesi ibadah yang dilakukan malam itu sedikit berbeda dengan ritual yang biasa dilakukan oleh agama Katolik. Setelah Pendeta berkhotbah, umat diminta merenungkan dan menuliskan Pertobatan Dosa di selembar kertas. Kemudian maju satu per satu ke mimbar dan menancapkan kertas tersebut pada salib yang terbuat dari sterofoam. Setelah itu, umat menghampiri Pendeta dan menerima abu. Perbedaannya dengan ritual di agama Katolik ialah Pastor memberikan homili (semacam khotbah juga) lalu umat satu per satu maju ke depan menerima abu. Tidak ada acara nulis-nulis segala. Pokoknya Katolik lebih saklek deh. 

Tapi aku senang bisa mengikuti Ibadah Rabu Abu pertamaku di gereja Kristen hahaha walaupun sebelumnya udah pernah di gereja Katolik. Yang membuat aku lebih penasaran, apakah ini hanya di gereja situ atau seluruh gereja Kristen? Setelah aku telusuri lagi *cie bahasanya...padahal cuma nanya-nanya orang doang* ternyata memang gereja Kristen semuanya mengadakan Ibadah Rabu Abu ini. Yeay aku senang :D

Tidak hanya perayaannya yang membuat aku bahagia. Aku juga jadi semakin mendekatkan diri pada Tuhan. Mencoba menghayati makna Paskah sesungguhnya. Aku pun berkomitmen pada Tuhan untuk berpuasa selama 40 hari menahan godaan makan sampai petang menjelang. Berbeda dengan umat Muslim yang selalu telah memiliki ketentuan berpuasa, aku berpuasa dengan berkomitmen pada Tuhan bahwa aku ingin lebih mengenal-Nya. Tidak ada ketentuan pasti mengenai berpuasa karena yang aku dapat:

       1. Berpuasa bukan untuk menghapus dosa-dosa, bukan juga untuk tindakan amal
       2. Puasa juga bukan kewajiban agama yang bersifat legalistik/wajib hukumnya. 
     3. Puasa harus kita lakukan dengan kesadaran sendiri, tanpa paksaan, dengan sukacita.
       4. Berpuasa tidak menjadikan kita lebih saleh daripada orang lain.

Ya intinya, berpuasa itu untuk menahan diri dari hal-hal duniawi yang sering mengekang kita dan menggunakan waktu yang ada untuk mendekatkan diri pada Tuhan :)


Sekian dulu post kali ini. Semoga setiap orang yang membacanya makin terberkati dan dapat memberi inspirasi. 


Comments

Popular Posts