Gimana pergumulanku mencari prinsip hidup

Setelah sekian lama, akhirnya aku kembali menulis.Posting an pertamaku di tahun 2015 yang sudah berjalan satu bulan. Aku ingin membagikan sesuatu di sini tentang pengalamanku di tahun 2014 pertengahan menjelang akhir. Tentang bagaimana mencari prinsip hidup. Tentang pengenalan lebih dalam akan Kristus.

Aku ga pernah kepikiran sebelumnya untuk mengambil bagian menjadi kakak rohani (KTB: kelompok tumbuh bersama). Selain karena aku ga pandai berbicara, aku juga kurang suka terbuka terutama sama orang baru. Namun, sesuatu datang mengganggu pikiranku lewat suatu peristiwa yang ga terduga. 

Sebelumnya, aku ambil bagian dalam kepengurusan pmkk 2014. Sangat senang bisa ada di dalamnya karena sisi rohaniku merasa terpulihkan dan banyak menyadarkanku akan banyak hal. Suatu saat, pengurus pmkk diminta membaca suatu buku tiap departemen dan membuat resume-nya. Aku mendapat giliran pertama di departemenku untuk membacanya. Judul bukunya "Pemuridan untuk Semua Orang". Bab-bab awal pada buku itu menampar hatiku. Mengganggu pikiranku dengan berbagai rasa kebimbangan. Timbul pertanyaan tentang pelayananku pada Tuhan. Dikatakan bahwa pelayanan yaitu kemampuan untuk mencurahkan perhatian secara pribadi. Ah, mungkin bukan itu yang mengganggu pikiranku. Kutipan inilah yang membuatku harus berpikir lebih jauh:
                       "Di manakah orangmu? Di manakah orang
             yang kepadanya engkau mencurahkan kehidupanmu
        untuk menolong mereka berjalan bersama dengan Kristus?"
                                     -Dawson Trotman-

Itulah awal pergumulanku. Aku sungguh mendoakannya. Hingga suatu saat seorang teman mengajakku ikut pembekalan cpktb - calon kakak KTB. Pertama kali, aku menolak. Hatiku masih belum mantap untuk pergi. Kemudian, ternyata ada pembekalan cpktb yang kedua. Aku kembali diajak. Aku menantang diriku sendiri dengan Tuhan. Aku berkata pada-Nya, kalau pembekalan nanti tidak membuatku bosan atau ngantuk, aku akan mengikuti jalan yang Tuhan bukakan. Dan, rencana Tuhan sungguh terjadi. Aku merasa sangat terberkati. Aku merasa duniaku, segala yang sebelumnya aku percayai tentang prinsip-prinsip hidup, langsung runtuh. Pembekalan cpktb saat itu merupakan titik awal aku mendoakan dengan sungguh untuk menjadi kakak pembimbing rohani.

Ga gampang. Aku tadinya bingung akan mengambil bagian ini atau ga. Aku ga memiliki pengetahuan yang super bingits tentang alkitab. Aku juga masih belum disiplin bersaat teduh dan masih banyak dosa yang kubuat. Tapi, Tuhan ga melihat semua itu. Dia melihat hati kita. Tak peduli keadaanmu, Tuhan melihat orang yang mau melayani Dia. Seperti murid-murid yang dipilih-Nya, aku juga ga sempurna. Kemauan hati mengikut Dia, itu yang Tuhan inginkan. 

Aku berdoa dan berpuasa. Menantikan jawaban Tuhan. Namun, aku bukan orang yang bisa langsung mendengar suara Tuhan. Bagaimana aku bisa tahu jawaban-Nya? Kata salah satu pembimbing rohani yang berbicara pada saat pembekalan, kita bisa mencoba sesuatu yang kita bingungkan itu dan lihat Cara Tuhan bekerja menetapkan ketetapan-Nya dalam hidup kita. Dan, alhasil aku melanjutkan ikut pembekalan-pembekalan yang ada.

Aku belajar bagaimana di awal, penting untuk menekankan tentang keselamatan yang hanya dari Kristus. Kita sudah terjerumus oleh dosa dari mula-mula. Tidak ada yang bisa mengangkat kita dari situ. Harta kita di dunia, agama, bahkan perbuatan baik dan moral kita pun tidak. Hubungan kita dengan Tuhan telah terputus oleh dosa. Maut ada di hadapan kita. Namun, kasih Tuhan begitu besar ternyata. Ia memberikan anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus. Seorang Tuhan yang mau menjadi manusia dan meninggalkan tahta Kerajaan Surga. Yesus datang dan dengan kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus membawa beban dosa di pundak-Nya. Untuk APA? Untuk aku dan kamu, tentunya. Untuk kita semua agar kita bisa mrnikmati kehidupan kekal bersama-Nya. Anugerah Tuhan ini sungguh luar biasa diberikan secara cuma-cuma kepada kita manusia walaupun kita tidak mau menerima dan tidak menginginkannya. Ini bukan berarti Tuhan kita murah, tetapi anugerah Tuhan itu terlalu mahal dan tak terukur harganya sehingga manusia tidak akan bisa membelinya dengan apapun juga (perbuatan baik, agama, pengetahuan,DLL)

Well, itu sedikit hal yang kudapat. Tidak menutup kemungkinan, seiring berjalannya waktu, aku menemukan prinsip hidup yang lainnya...

Lakukan yang terbaik untuk Tuhan! Jangan menuntut apapun, jangan berharap apa yang kita tabur akan kita tuai. Mungkin orang lain yang akan menuainya. Tugas kita hanya menabur sehingga nama Tuhan dimuliakan. Menuntut sesuatu yang kita mau hanya akan menimbulkan sakit hati.

Kita menghindari kotoran bukan karena itu Kotor, tapi karena kita takut menjadi kotor. Karena kotoran bisa kita lewati dengan membersihkannya, kecuali kita terlalu takut sehingga menghindarinya. Sama seperti dunia yang kotor. Kita terlalu takut berada dalam dunia dan yang kita kerjakan hanya berdiam diri sebatas membaca alkitab dan berdoa. Tetapi kita tidak mau bergerak membersihkannya dan ikut apa yang Tuhan mau kita kerjakan.

Allah ga menuntut umat-Nya untuk memahami segala sesuatu yang terjadi di bumi. Allah hanya menginginkan umat-Nya percaya bahwa Dia memegang kendali dan segala seauatu indah pada waktunya. Sekalipun banyak kesukaran, berpegang teguh lah. Maukah kita?
          "Jangan mengandalkan otak kita yang terbatas,
               andalkan kebaikan Tuhan yang tidak terbatas."
                             (Pengkotbah 3:7-12)

Akhirnya, apa yang kulalui ini tidak mudah. Dan tidak akan pernah mudah. Ketakutan masih ada di dalam diriku. Namun, aku mau percaya kalau Tuhan yang akan mengerjakannya di dalam diriku.


Comments

Popular Posts