Catatan Seorang Mahasiswa: semester 6 (part1)

Selama seminggu kemarin aku baru saja menyelesaikan ujian tengah semester 6. Banyak hal yang terjadi selama itu. Hari pertama, ujian THT-KL dan puji Tuhan aku merasa bahagia saat mengerjakan maupun setelah mengerjakan. Biasanya itu tanda yang baik :) Hari kedua, ujian Interna. Di situ saya merasa sangat bodoh. Ilmu ini sebenarnya asik tetapi aku kurang bisa mengerti tentangnya. Hari ketiga, merupakan ujian ter-hectic yang pernah ada. Tiga mata kuliah dalam satu hari: Forensik, Ilmu Kesehatan Anak, dan Keperawatan. Nah, ada hal yang lucu, menyenangkan, sekaligus menyedihkan pada hari itu.

Ujian Forensik dilakukan terlebih dulu. Aku memang suka bagian ini sejak SMA. Bahkan aku seringkali melontarkan keinginanku menjadi ahli forensik nantinya. Ilmu yang kupelajari begitu cepat terpatri dalam memori otakku. Aku begitu menikmati belajar dan menggali ilmu yang satu ini. Pada saat ujian, aku duduk di bangku paling depan. Saat itu teman-teman memutuskan bebas duduk dimana saja. Aku berharap dosen yang kusukai jaga ujian di kelasku. Eh, ternyata benar. Dosen itu jaga di kelasku. Sempat aku senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Teman di samping dan belakangku ikut tersenyum ke arahku. Saat soal dibagikan, ahh! ternyata soalnya ga ngulang. Padahal menurut kakak kelas, soal Forensik selalu ngulang. Tetapi saat itu aku tetap tersenyum. Kehadiran dosen yang kusuka di depanku menambah semangatku mengerjakan soal. 

Sebenarnya aku ingin memfokuskan belajarku ke Ilmu Anak karena aku sudah mencicil sedikit bahan Forensik. Tapi, apa daya ilmu Forensik begitu menyenangkan menurutku hahaha :D Yahh, alhasil pemahamanku tentang Ilmu Anak sangat kurang. Ditambah prediksiku salah besar. Semula yang kukira Forensik hanya 60 menit, eh ini malah 100 menit. Ga ada waktu banyak untuk belajar Ilmu Anak. Apalagi keperawatan. 

Hari-hari selanjutnya sama aja. Tinggal ujian Mata, Neurologi, dan Radiologi. Nah, saat itu aku mengalami titik kejenuhan yang paling optimal. Entah mengapa aku tidak bisa menemukan kesenangan dalam mempelajari ilmu-ilmu tersebut, terutama Radiologi. Aku punya prinsip; "do what you love and love what you do". Sesuatu yang tidak kusuka akan sulit kuterima. Dalam saat teduhku, aku bertanya pada Tuhan, "Tuhan, apakah ini jalan yang Engkau mau aku tempuh?" Aku pusing dan tidak ingin belajar materi itu lagi. Aku malah main, nonton video, baca komik...tapi ada sedikit rasa cemas, rasa takut, sekaligus rasa tidak peduli. 

Aku membuka media-media sosialku. Entah kenapa, sebuah kutipan dari Pramoedya Ananta Toer, salah satu idolaku *selain Soe Hok Gie, Robert Downey Jr., dan Adam Levine tentunya :)* menggugah hatiku yang kacau pilu. 

Kebahagiaan sekecil-kecilnya perlu juga dipelajari cara menikmatinya. Biarpun kemana-mana mata memandang hanya maut yang tampak.

Kebahagiaan terbesarku adalah ketika melihat orang lain bahagia dengan apa yang aku lakukan. Menjadi seorang dokter adalah impianku sejak kelas 2 SMA dan merupakan janjiku pada Suster kepala sekolah SMA Santa Ursula Jl. Pos dulu. Nah, saat itu aku menyadari bahwa semua kebahagiaan perlu diperjuangkan walaupun rintangan di depan kita sangat banyak bahkan maut sekalipun. 

Singkat kata, ternyata sebuah kumpulan kata belum mampu mengubah kejenuhanku. Aku masih jenuh dan tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya aku berbaring, tidur, dan berjanji pada diriku sendiri untuk memperbaiki pola belajarku di ujian selanjutnya. Aku tidak akan menyerah pada impianku mula-mula. Tuhan pasti menempatkan aku di fakultas kedokteran untuk sebuah rencana. Tuhan pasti tahu kalau aku mampu. So, keep the spirit on!

 


Comments

Popular Posts